Siswa Sekolah Dasar (SD) di
Praktik santet memang bukan seseatu yang asing bagi masyarakat
Pada tahun 2003, sekitar 750 orang, sebagian besar perempuan, dibunuh dalam perburuan tukang santet di daerah
Beberapa kalangan berpendapat penerapan kurikulum santet itu penting karena kepercayaan-kepercayaan terkait takhayul harus dihapus jika
Namun beberapa akademisi yakin perburuan tukang tenung tak bisa dilepaskan dari kondisi ekonomi. Kelompok ini mengklaim perbaikan penghasilan, bukan pendidikan, merupakan cara terbaik untuk menghapus kepercayaan pada ilmu hitam.
Beberapa penelitian memang menunjukkan lebih banyak 'tukang tenung' dikenali di masa-masa sulit. Misalnya di Eropa pada abad ke-16 dan 17. Sekitar 1 juta perempuan dibunuh karena disangka mempraktikkan ilmu hitam.
Perburuan tukang santet juga terjadi di distrik
Dalam sebuah seminar, dosen Universitas Columbia Raymond Fisman mengatakan, pembunuhan terhadap tukang santet menjadi semacam wabah. Biasanya terjadi saat hasil panen buruk. “Mereka menyalahkan orang-orang yang disebut tukang tenung. Yang dijadikan sasaran adalah orang yang menghabiskan paling banyak tapi menghasilkan tersedikit dalam keluarga. Siapa? Nenek,” beber Fisman.
Kesimpulannya, kata Fisman, cara tercepat untuk menghilangkan praktik perburuan tukang santet adalah memberi pensiun kepada perempuan tua. Dengan begitu nenek yang awalnya menjadi beban keluarga berubah menjadi pemilik harta. Cara ini pernah dijalankan di Provinsi Utara di Afrika Selatan pada tahun 1990-an. Dan berhasil. tol/kis
http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/25/09160778/santet.masuk.kurikulum.sd.di.india.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar